Setiap insan sepakbola menyebut nama Italia, embel-embel
catenaccio langsung terlintas di benak. Wajar memang. Permainan Italia
jauh dari kata menarik. Meski saat membekap Irlandia Utara di laga
pamungkas babak kualifikasi, Gli Azzurri mampu tampil begitu
mendominasi, tetap saja fokus pertahanan menjadi sisi terpenting sang
juara dunia empat kali.

Menjadi kontestan Euro 2012 dengan catatan kebobolan terendah selama
fase kualifikasi (2 gol), Cesare Prandelli tak bisa menghindar dari
bayang-bayang catenaccio. Strategi yang dipoluerkan Nereo Rocco 60
tahun silam, menjadi kunci Italia kala menjuarai Piala Dunia di Spanyol.
Kala itu, Enzo Bearzot dengan sosok Gaetano Scirea sebagai libero,
sukses mementahkan prediksi insan sepakbola dunia dengan trofi Piala
Dunia ketiga. Sejak itu pula, sistem gerendel terus melekat bersama
perjalanan hidup Italia, hingga kini.
Prandelli tak bisa menutup mata dengan kesuksesan Antonio Conte
meramu Juventus hingga mampu menutup musim Serie A tanpa kekalahan.
Tujuh pemain Bianconerri menyesaki skuad La Nazionale. Bahkan, Andrea
Barzagli yang masih dibekap cedera, tetap saja dibawa ke Krakow, markas
Italia di Polandia. Prandelli yang kental dengan pola menyerang kala
masih bersama Fiorentina, mampu mengantarkan La Nazionale tak
terkalahkan sepanjang fase kualifikasi. Selain catatan apik di lini
pertahanan, koleksi 26 poin dari 10 pertandingan juga menjadi catatan
terbaik Italia sepanjang sejarah kualifikasi Euro.
Masalahnya, di tiga pertandingan terakhir, Italia
selalu kalah. Persiapan Prandelli menuju duel pembuka Euro Polkraina,
Minggu (10/6) nanti runyam saat gempa 5.8 skala Richter mengguncang
Modena. Gagal melawan Luksemburg demi menaikkan moral pemain,
satu-satunya laga pemanasan kontra Rusia pun berakhir pilu. Andrea Pirlo
cs. dibantai tiga gol tanpa balas. Sebuah pekerjaan rumah maha besar
bagi Prandelli yang harus langsung bersua sang juara bertahan, Spanyol.
Prandelli pun sepertinya membuang ego bermain menyerang dan kembali ke
sistem gerendel modern, 3-5-2.
Dengan sentral permainan di dalam diri Pirlo,
metronom Juventus ini bisa menjadi kartu truf sekaligus kartu mati
Prandelli. Jika eks AC Milan mampu mengalirkan bola dengan lancar,
gawang Iker Casillas bisa mendapatkan alarm bahaya. Pirlo bersama Thiago
Motta, Claudio Marchisio, Cristian Maggio serta debutan Emanuele
Giaccherini difavoritkan bakal mengisi lima slot lini krusial malam
nanti. Kombinasi ini bakal berhadapan dengan kualitas kelas satu
sepakbola saat ini, lini tengah Spanyol.
Siapa bisa membatah? Sejak memenangi trofi Henry
Delaunay empat tahun silam, La Roja terus menghipnotis dunia dengan
keindahan permainan lini tengah mereka. Operan pendek cepat sembari
bergerak dengan variasi cukup rumit, La Azul Celeste tak terkalahkan di
14 partai kompetitif sejak takluk dari Swiss di Piala Dunia Afrika
Selatan silam. Iker Casillas cs. bahkan mengambil tiket ke Polkraina
dengan cara sangat elegan: menyudahi 8 partai kualifikasi Grup I dengan
catatan selalu menang!
Del Bosque mungkin bisa menjamin lini tengah Spanyol
tetap akan memainkan tiki-taka nan legendaris di tengah lapangan PGE
Arena, Gdańsk. Namun, patut dicatat, kehilangan eksekutor sekelas David
Villa bisa berujung pilu. Kegagalan membongkar pertahanan China beberapa
waktu lalu, hingga gol David Silva di menit-menit akhir tercipta, Del
Bosque jelas kangen dengan kehadiran top scorer Piala Eropa 2008 dan
Piala Dunia 2010.
Ditambah hilangnya si kriwil Carles Puyol, jika
Fernando Torres, Fernando Llorente maupun Alvaro Negredo, atau siapapun
yang ditempatkan Del Bosque di ujung formasinya gagal menjebol gawang
Buffon, serangan kilat Italia bisa membuat kejutan kedua usai kekalahan
Belanda semalam. Apalagi, smangat bangkit kala diterpa skandal
calcioscommesse jelas memberi motivasi lebih Italia.
Anda memiliki prediksi
lain?
Anda Mau Menyaksikan Pertandingan EURO 2012
Click Here Stereaming
Sumber : supersoccer.co.id