2 Pelaku pembunuhan Sisca Yofie (34) telah diamankan dan diproses hukum. Polisi menjelaskan kronologi hingga proses pembunuhan sadis itu. Tapi ada beberapa hal yang sedikit mengganjal.

Ada yang meragukan pembunuhan itu hanya penjambretan. Sebab, korban adalah manajer perusahaan pembiayaan dan mempunyai hubungan khusus dengan perwira polisi. Adalah Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane yang menyatakan keraguan ini.



"Polresta Bandung diharapkan tidak buru-buru menyimpulkan bahwa kematian Franciesca Yofie akibat kejahatan dengan kekerasan (penjambretan) yang dilakukan dua pelaku W dan A," kata Neta, Rabu (14/8/2013) lalu.

Penilaian nyaris sama disampaikan Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Mulyana W Kusumah. Mulyana mengungkapkan pembunuhan Sisca bukan merupakan pembunuhan aksidental atau accidental killing, tetapi bentuk torture murder yaitu pembunuhan yang didahului penyiksaan dengan menyakiti korban secara fisik dengan kejam. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghukuman terhadap korban.

"Dalam hubungan itu, aktor utama pembunuhan merencanakan torture murder yang dilatarbelakangi oleh hubungan sosial yang sebelumnya dekat menjadi hubungan sosial yang buruk. Hingga akhirnya berpuncak pada eksekusi korban sebagai pelampiasan kemarahan laten," jelas Mulyana, Senin (12/8/2013).

Meski demikian, dengan memperhatikan barang bukti dan pengakuan pelaku, polisi menyimpulkan pembunuhan itu murni pencurian dengan kekerasan.

Ada beberapa hal yang bisa disebut keganjilan. Tapi bisa juga kebetulan. Berikut beberapa di antaranya:

1. Keluarga Enggan Bicara
Sejak korban ditemukan tewas mengenaskan, keluarga sama sekali tak bicara. Padahal mereka hadir saat jenazah korban diautopsi di RSHS Bandung, Senin (5/8). Saat hendak dikonfirmasi, mereka menghindar.

Hal serupa juga terjadi saat korban dikremasi dan dimakamkan. Bahkan saat pelaku ditangkap, keluarga juga tak merespons.

detikcom menyambangi rumah korban di Pagarasih, Bandung, tapi rumah itu terkunci. Tak satu pun perwakilan keluarga yang keluar atau tampak berada di rumah tersebut. Apakah hubungan korban dengan keluarga renggang? Atau ada hal lain yang disembunyikan dalam pembunuhan tersebut?

Orangtua Sisca telah meninggal. Sedangkan kakak dan adik Sisca tak diketahui keberadaannya. Mereka hanya hadir dalam proses autopsi dan pemakaman.

2. Pelaku Menyerahkan Diri
Pelaku pembunuhan Sisca termasuk orang sadis. Terlihat dari luka yang dialami korban. Namun salah satu pelaku, Ade (33) menyerahkan diri ke polisi, Sabtu (10/8). Satu pelaku lainnya, Wawan (45) akhirnya bisa ditangkap keesokan harinya. Keduanya adalah keponakan dan paman.

Ade menyerahkan diri karena dibayang-bayangi 'arwah' korban. Dari cara membunuhnya, agak janggal kalau ia merasa tertekan dengan pembunuhan itu.

Di hadapan polisi, awalnya pelaku mengaku tidak berniat menjambret. Saat itu, keduanya hendak mengantar proposal bantuan. Begitu melihat korban yang hendak masuk tempat kos, niat menjambret muncul. Tak hanya itu, dalam aksinya, korban akhirnya tewas secara mengenaskan: terseret motor dan kepala dibacok.

3. Info yang Bertolak Belakang
Dalam penyelidikan awal, polisi memastikan tidak ada barang Sisca yang hilang. Saat olah TKP sesaat setelah kejadian dan keesokan harinya, Kapolsek Sukajadi Iptu Suminem menyebut barang korban aman.

"Tidak ada (barang korban) yang hilang," kata Kapolsek Sukajadi AKP Suminem usai menggelar olah TKP ulang di lokasi kejadian, Jalan Cipedes Sukajadi Bandung, Selasa (6/8/2013).

Dalam keterangan lanjutan, polisi seperti 'meralat' keterangan itu. Pelaku Wawan disebut-sebut mencuri tas korban. Tas itu berisi Iphone dan uang tunai Rp 1 juta.

"Usai mencuri tas, W membuang tas berisi tanda pengenal ke sungai. Pelaku hanya mebawa uang dan iPhone," jelas Kapolretabes Bandung Kombes Pol Sutarno kepada wartawan di Mapolretabes Bandung, Senin (12/8/2013) petang.

4. Gir dan Rambut
Beberapa saksi mata menyatakan Sisca dijambak rambutnya dan diseret dengan menggunakan sepeda motor. Namun di hadapan polisi, pelaku mengaku rambut korban tergilas gir sepeda motor dan terseret sejauh hampir 1 km. Benarkah rambut bisa masuk dengan mudah ke gir motor?

"Ada beberapa kemungkinan mengenai kasus ini, baik dilihat dari seberapa tebal rambut korban, terus apakah kulit kepalanya terkelupas atau tidak," kata Service Manager 2W PT Suzuki Indomobil Sales, Hariadi, kepada detikcom, Selasa (13/8/2013).

Hariadi menyebut memang bisa saja rambut tersangkut di gir motor yang membuat Sisca terseret.

"Tapi itu masih harus dilihat lagi dengan seksama. Pertama, jika saya coba menerka-nerka, rambut Sisca tersangkut akibat saat dirampas (dijambret) dia mencoba melawan kemudian terjatuh. Ini bisa saja rambut masuk ke gir motor, tapi harusnya cuma di bawah 5 meter rambut itu sudah putus," katanya.

Pelaku mengaku panik saat motornya terasa agak berat. Wawan melayangkan senjata tajam untuk melepas rambut Sisca. Tebasan itu mengenai bagian kepala Sisca.

5 Asmara Sisca dan Sang Perwira
Sisca dpastikan pernah punya hubungan dekat dengan perwira yang bertugas Bidhumas Polda Jabar, Kompol Albertus Eko Budi. Ia menjabat sebagai Kasubid Penmas sejak 15 Juli 2013.

Kepada penyidik Polda Jabar, Albertus mengakui berpacaran dengan Sisca sejak 2010. Jalinan asmara mereka tuntas September 2012.

"Sejak hubungan berakhir, AEB mengaku tidak pernah bertemu dan berkomunikasi dengan almarhum (Sisca)," kata Kabidhumas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul.

Albertus sudah memilik istri sah yang dinikahi pada 2002. Namun hingga kini Albertus belum dikaruniai anak. Martin tidak mengetahui di mana anak buahnya itu berjumpa dengan Sisca.

Informasi dihimpun, Albertus bertemu Sisca di kantor Polsek Astananyar, Kota Bandung, 2002 silam. Saat itu, Albertus menjabat Kanit Sentra Pelayanan Terpadu (SKT) Polsekta Astanaanyar dan menerima laporan Sisca. Rupanya pertemuan itu berlanjut meski Albertus berpindah tugas menjadi Kasatreskrim Polres Bandung Barat, Kapolsek Astananyar, dan bahkan sampai ke Gorontalo.

Pada 2010, Albertus kembali ke Bandung. Disinyalir buih cinta Albertus dan Sisca mulai berkembang hingga keduanya sepakat berpacaran. Sebelum bertugas di Humas Polda Jabar, Albertus sebagai Kasubdit Ditkrimsus Polda Jabar. Polisi memastikan tidak ada kaitan antara tewasnya Sisca dengan Kompol Albertus.

sumber: detikcom