Jakarta -
Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengatakan
bahwa Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo bisa memenangi pemilu presiden
pada Juli mendatang, maka nilai tukar (kurs) rupiah akan menguat
signifikan. Dia memperkirakan penguatan akan sangat tajam bahkan bisa
mencapai level Rp 10 ribu per dolar Amerika Serikat.
Berdasarkan
kurs tengah Bank Indonesia, pada Jumat lalu rupiah berada di level Rp
11.792 per dolar AS. Menurut Lana, kondisi itu karena jika Jokowi
diajukan sebagai calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,
menurut berbagai lembaga survei maka partai berlambang banteng ini akan
mendapatkan 20 persen suara legislatif.
“Banyak investor yang
menginkan kestabilan perekonomian, hal itu salah satunya diperoleh
dengan kestabilan politik, maka jika Jokowi dicalonkan dan PDIP dan
meraih suara 20 persen untuk pemilu legislatif, diperkirakan pemilihan
presiden hanya akan terjadi satu putaran dan ini menyebabkan akan banyak
terjadi arus modal masuk dan rupiah akan menguat,” ujar Lana ketika
dihubungi, Minggu, 23 Februari 2014.
Meski begitu, menurut
berbagai lembaga survei jika Jokowi tidak diumumkan sebagai calon
presiden oleh PDIP sebelum April 2013, maka kemunginan PDIP tidak akan
meraih 20 persen suara dalam pemilu legislatif. Hal ini akan berdampak
ketidakstabilan politik. “Para pelaku pasar terutama dari asing,
sebenarnya sudah memetakan kondisi politik Indonesia menjelang 2014, hal
ini akan ditanggapi berbeda oleh pasar ketika Jokowi tidak dicalonkan
PDIP,” ujar Lana.
Lana memprediksi jika pemilu berlangsung lancar,
rupiah akan berada di kisaran Rp 10.800 per dolar AS pada akhir 2014.
Pemilu, menurut Lana, akan membuat dana asing kembali masuk ke saham dan
obligasi. “Tapi siapapun presidennya diharapkan pro investor dan tidak
akan melakukan hal yang merugikan pasar,” ujarnya.
Sumber: tempo.co
http://mosleminfo.com/2014/02/24/jokowi-jadi-presiden-rupiah-bisa-tembus-10-ribu.html